A. Kesehatan Gigi Secara Umum
Seputar kesehatan gigi ada beberapa hal yang mesti dipahami agar nantinya tidak salah paham dalam menyikapi. Tentunya menjaga kesehatan gigi itu penting. Karena makanan masuk pertama kali melalui mulut kita. Oleh karena itu, kita bisa mengontrol beberapa makanan yang masuk dan memilih makanan yang baik untuk kesehatan gigi kita.
Pembangunan di bidang kesehatan lebih
diutamakan pada upaya pencegahan penyakit yang ditunjukan kepada masyarakat,
hal tersebut sesuai dengan (UU Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009) tentang
kesehatan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan
kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan
pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah daerah, dan masyarakat yang dilakukan
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.
Gigi merupakan satu kesatuan dengan
anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi mempengaruhi kesehatan
anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas kita sehari-hari.
(Donna,2007)
Pemeliharaan
kesehatan gigi dan
mulut merupakan salah
satu upaya meningkatkan
kesehatan. Salah satu
penyebab seseorang mengabaikan
masalah kesehatan gigi
dan mulutnya adalah faktor
pengetahuan tentang kebersihan gigi
dan mulut kurang.Pengetahuan tentang kebersihan
gigi dan mulut sangat penting
untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut(Gede
dkk,2013).
B. Kesehatan Gigi di Klinik
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bentuk penanganan yang mampu menunjang kesehatan. Klinik mandiri merupakan bentuk layanan kesehatan yang ada hamper di setiap wilayah. Kegiatan pelayanan kesehatan di klinik berlangsung hingga saat ini. Beberapa alat dan bahan lengkap dan administrasi rapi. Pengiriman laporan pasien bpjs pun berjalan normal serta mampu meningkatkan pendapatan di klinik. Tidak menutup kemungkinan, masa pandemic seperti ini, protokol kesehatan tetap dijalankan dan APD juga lengkap saat tindakan.
Dalam dunia kesehatan tentu tidak asing bagi kita. Karena, rasa syukur yang sering kita lupakan salah satunya kesehatan. Sehat mencakup semua hal yang ada dalam diri kita. Jika kesehatan terganggu, maka tubuh kita akan merespon cara mencegahnya. Hal ini berkaitan dengan kesehatan gigi yang masih banyak mengalami sakit gigi. Tentu banyak evaluasi yang harus dijalankan agar kesehatan gigi tetap terjaga.
Salah satu faktor untuk mendukung kesehatan gigi ialah peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan. Hal ini tentu menjadi masalah untuk kita. Karena, di dalam tenaga kesehatan ternyata masih kurang dalam melayani serta mengatur jadwal promosi kesehatan di desa. Banyaknya pasien yang ada di puskesmas, membuat pelayanan kesehatan gigi di desa kurang maksimal.
Maka dari itu, selayaknya tenaga kesehatan yang professional, mampu meningkatkan kesehatan gigi dan mulut secara merata, membutuhkan tenaga kesehatan yang lebih banyak agar mampu melaksanakan program yang telah diadakan.
C. Kegiatan Yang Menunjang Kesehatan Gigi
1. Cara Menggosok Gigi
. Teknik
Horizontal
Menyikat gigi dengan teknik horizontal
merupakan gerakan menyikat gigi ke depan ke belakang dari permukaan bukal dan
lingual (Ginanjar, 2006). Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan labial,
bukal, palatinal, lingual, dan oklusal dikenal sebagai scrub brush. Caranya
mudah dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah (Ginanjar,
2006). Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan
dengan penekanan berlebih adalah bentuk yang paling sering ditemukan .
Gambar 1. Menyikat dengan teknik
horizontal
b. Teknik vertical
Menyikat gigi dengan metode teknik
vertical merupakan cara yang mudah dilakukan, sehingga orang-orang yang belum
diberi pendidikan bisa menyikat gigi dengan teknik ini (Nio, B.K., 1987). Arah
gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan rahang atas dan bawah
tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap ke bukal/labial,
sedangkan untuk permukaan gigi yang menghadap lingual/palatal, gerakan menyikat
gigi ke atas ke bawah dalam keadaan mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan
yaitu bila menyikat gigi tidak benar dapat menimbulkan resesi gusi sehingga
akar gigi terlihat (Ginanjar, 2006).
Gambar 2. Menyikat gigi dengan teknik
vertikal
c. Teknik Roll
Menyikat gigi dengan teknik roll merupakan
gerakan sederhana, paling dianjurkan, efisien, dan menjangkau semua bagian
mulut. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal.
Ujung bulu sikat mengarah ke apex. Gerakan perlahan-lahan melalui permukaan
gigi sehingga permukaan bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan.
Waktu bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap
permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai ±12 kali sehingga tidak ada yang
terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan membersihkan sisa
makanan di daerah interproksimal (Ginanjar, 2006). Menyikat gigi dengan roll
teknik untuk membersihkan kuman yang menempel pada gigi. Teknik roll adalah
menggerakan sikat seperti berputar (Rubianto, 2006).
Gambar 3. Menyikat gigi dengan
teknik roll
d. Teknik
Charter‘s
Teknik menyikat gigi ini dilakukan dengan
meletakkan bulu sikat menekan pada gigi dengan arah bulu sikat menghadap
permukaan kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45º pada daerah leher gigi. Tekan pada
daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal 10 kali pada
tiap-tiap area dalam mulut. Gerak berputar dilakukan terlebih dulu untuk
membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik untuk membersihkan plak di
daerah sela-sela gigi, pada pasien yang memakai orthodontic cekat/kawat
gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen (Donna Pratiwi, 2009)
e. Teknik
Bass
Teknik penyikatan ini ditujukan untuk
membersihkan daerah leher gingival dan untuk ini, ujung sikat
dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45º terhadap sumbu gigi
geligi. Ujung bulu sikat mengarah ke leher gingival. Sikat kemudian
ditekan kearah gingiva dan digerakkan dengan gerakan memutar
yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher gingival dan
juga terdorong masuk diantara gigi geligi. Teknik ini dapat menimbulkan rasa
sakit bila jaringan terinflamasi dan sensitive. Bila gingival dalam
keadaan sehat, teknik bass merupakan metode penyikatan yang baik, terbukti
teknik ini merupakan metode yang paling efektif untuk membersihkan plak
(Depkes, 1991).
f. Teknik
Stillman
Teknik ini mengaplikasikan dengan menekan
bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang-ulang. Setelah sampai di
permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada
area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45º dengan sumbu tegak gigi
seperti pada metode bass (Donna Pratiwi, 2009).
g. Teknik
Fone’s / Teknik Sirkuler
Metode gerakkan sikat secara horizontal
sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan
memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah (Donna Pratiwi,
2009).
h. Teknik
Fisiologis
Teknik ini digunakan sikat gigi dengan
bulu-bulu sikat yang lunak. Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa
penyikatan gigi menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi.
Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan gigi, sedangkan tangkai sikat gigi
dipegang horizontal (Be Kie Nio., 1987).
i. Teknik
Kombinasi
Teknik ini menggabungkan teknik menyikat
gigi horizontal (kiri-kanan), vertical (atas-bawah) dan
sirkular (memutar), (Rini, 2007). Setelah itu dilakukan penyikatan pada lidah
di seluruh permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak
ditentukan, namun umumnya adalah dari pangkal belakanglidah sampai ujung lidah
(Donna Pratiwi, 2009).
D. Kegiatan Posyandu
Beberapa upaya meningkatkan kesehatan gigi dengan diadakannya posyandu meja UKGM. Hal ini membantu enunjang kesehatan gigi mulai dari usia dini tingkat resiko I.
Kerja sama dengan kader kesehatan, bahu membahu membantu kegiatan di posyandu.