Kesehatan Gigi

 

A. Kesehatan Gigi Secara Umum


Seputar kesehatan gigi ada beberapa hal yang mesti dipahami agar nantinya tidak salah paham dalam menyikapi. Tentunya menjaga kesehatan gigi itu penting. Karena makanan masuk pertama kali melalui mulut kita. Oleh karena itu, kita bisa mengontrol beberapa makanan yang masuk dan memilih makanan yang baik untuk kesehatan gigi kita.

Pembangunan di bidang kesehatan lebih diutamakan pada upaya pencegahan penyakit yang ditunjukan kepada masyarakat, hal tersebut sesuai dengan (UU Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009) tentang kesehatan bahwa pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk peningkatan kesehatan gigi, pencegahan penyakit gigi, pengobatan penyakit gigi, dan pemulihan kesehatan gigi oleh pemerintah daerah, dan masyarakat yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lainnya, sehingga akan mengganggu aktivitas kita sehari-hari. (Donna,2007)

Pemeliharaan  kesehatan  gigi  dan  mulut  merupakan  salah  satu  upaya meningkatkan kesehatan.   Salah   satu   penyebab   seseorang mengabaikan masalah  kesehatan  gigi  dan mulutnya  adalah  faktor  pengetahuan  tentang kebersihan  gigi  dan  mulut  kurang.Pengetahuan tentang  kebersihan  gigi  dan mulut sangat penting untuk terbentuknya tindakan dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut(Gede dkk,2013).


B. Kesehatan Gigi di Klinik

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu bentuk penanganan yang mampu menunjang kesehatan. Klinik mandiri merupakan bentuk layanan kesehatan yang ada hamper di setiap wilayah. Kegiatan pelayanan kesehatan di klinik berlangsung hingga saat ini. Beberapa alat dan bahan lengkap dan administrasi rapi. Pengiriman laporan pasien bpjs pun berjalan normal serta mampu meningkatkan pendapatan di klinik. Tidak menutup kemungkinan, masa pandemic seperti ini, protokol kesehatan tetap dijalankan dan APD juga lengkap saat tindakan.

Dalam dunia kesehatan  tentu tidak asing bagi kita. Karena, rasa syukur yang sering kita lupakan salah satunya kesehatan. Sehat mencakup semua hal yang ada dalam diri kita. Jika kesehatan terganggu, maka tubuh kita akan merespon cara mencegahnya. Hal ini berkaitan dengan kesehatan gigi yang masih banyak mengalami sakit gigi. Tentu banyak evaluasi yang harus dijalankan agar kesehatan gigi tetap terjaga.

Salah satu faktor untuk mendukung kesehatan gigi ialah peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan. Hal ini tentu menjadi masalah untuk kita. Karena, di dalam tenaga kesehatan ternyata masih kurang dalam melayani serta mengatur jadwal promosi kesehatan di desa. Banyaknya pasien yang ada di puskesmas, membuat pelayanan kesehatan gigi di desa kurang maksimal.

Maka dari itu, selayaknya tenaga kesehatan yang professional, mampu meningkatkan kesehatan gigi dan mulut secara merata, membutuhkan tenaga kesehatan yang lebih banyak agar mampu melaksanakan program yang telah diadakan.


C. Kegiatan Yang Menunjang Kesehatan Gigi

1. Cara Menggosok Gigi

.       Teknik Horizontal

Menyikat gigi dengan teknik horizontal merupakan gerakan menyikat gigi ke depan ke belakang dari permukaan bukal dan lingual (Ginanjar, 2006). Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan labial, bukal, palatinal, lingual, dan oklusal dikenal sebagai scrub brush. Caranya mudah dilakukan dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah (Ginanjar, 2006). Abrasi yang disebabkan oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebih adalah bentuk yang paling sering ditemukan .



 

Gambar 1. Menyikat dengan teknik horizontal

b.      Teknik vertical

Menyikat gigi dengan metode teknik vertical merupakan cara yang mudah dilakukan, sehingga orang-orang yang belum diberi pendidikan bisa menyikat gigi dengan teknik ini (Nio, B.K., 1987). Arah gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan rahang atas dan bawah tertutup. Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap ke bukal/labial, sedangkan untuk permukaan gigi yang menghadap lingual/palatal, gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan yaitu bila menyikat gigi tidak benar dapat menimbulkan resesi gusi sehingga akar gigi terlihat (Ginanjar, 2006).


 

Gambar 2. Menyikat gigi dengan teknik vertikal

                                                                     

 

c.       Teknik Roll

Menyikat gigi dengan teknik roll merupakan gerakan sederhana, paling dianjurkan, efisien, dan menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari permukaan oklusal. Ujung bulu sikat mengarah ke apex. Gerakan perlahan-lahan melalui permukaan gigi sehingga permukaan bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan. Waktu bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email. Ulangi gerakan ini sampai ±12 kali sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan pemijatan gusi dan membersihkan sisa makanan di daerah interproksimal (Ginanjar, 2006). Menyikat gigi dengan roll teknik untuk membersihkan kuman yang menempel pada gigi. Teknik roll adalah menggerakan sikat seperti berputar (Rubianto, 2006).


 

Gambar 3. Menyikat gigi dengan teknik roll

 

d.      Teknik Charter‘s

Teknik menyikat gigi ini dilakukan dengan meletakkan bulu sikat menekan pada gigi dengan arah bulu sikat menghadap permukaan kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45º pada daerah leher gigi. Tekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal 10 kali pada tiap-tiap area dalam mulut. Gerak berputar dilakukan terlebih dulu untuk membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang memakai orthodontic cekat/kawat gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen (Donna Pratiwi, 2009)

 

 

e.       Teknik Bass

Teknik penyikatan ini ditujukan untuk membersihkan daerah leher gingival dan untuk ini, ujung sikat dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45º terhadap sumbu gigi geligi. Ujung bulu sikat mengarah ke leher gingival. Sikat kemudian ditekan kearah gingiva dan digerakkan dengan gerakan memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher gingival dan juga terdorong masuk diantara gigi geligi. Teknik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila jaringan terinflamasi dan sensitive. Bila gingival dalam keadaan sehat, teknik bass merupakan metode penyikatan yang baik, terbukti teknik ini merupakan metode yang paling efektif untuk membersihkan plak (Depkes, 1991).

 

 

f.       Teknik Stillman

Teknik ini mengaplikasikan dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang-ulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45º dengan sumbu tegak gigi seperti pada metode bass (Donna Pratiwi, 2009).

 

g.      Teknik Fone’s / Teknik Sirkuler

Metode gerakkan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi. Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah (Donna Pratiwi, 2009).

 

h.      Teknik Fisiologis

Teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu sikat yang lunak. Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa penyikatan gigi menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi. Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan gigi, sedangkan tangkai sikat gigi dipegang horizontal (Be Kie Nio., 1987).

 

i.        Teknik Kombinasi

Teknik ini menggabungkan teknik menyikat gigi horizontal (kiri-kanan), vertical (atas-bawah) dan sirkular (memutar), (Rini, 2007). Setelah itu dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan, namun umumnya adalah dari pangkal belakanglidah sampai ujung lidah (Donna Pratiwi, 2009).


D. Kegiatan Posyandu

 Beberapa upaya meningkatkan kesehatan gigi dengan diadakannya posyandu meja UKGM. Hal ini membantu enunjang kesehatan gigi mulai dari usia dini tingkat resiko I.

 

Kerja sama dengan kader kesehatan, bahu membahu membantu kegiatan di posyandu.




Bincang Hobi


Berbicara tentang pengalaman, tentu banyak sekali kegiatan yang telah dilakukan. Namun, kali ini saya akan bercerita tentang hobi saya. Saya suka sekali mengarang cerita, cipta dan baca puisi, travelling, dan memainkan musik. Mulai dari legenda, kisah cinta, hingga perjuangan pahlawan. Ada beberapa yang sudah saya raih di beberapa perlombaan.


Saya suka sekali membaca dan menulis puisi. Hingga suatu saat, saya ditunjuk untuk mengikuti lomba pramuka siaga yang bertugas membacakan sebuah puisi dan mampu merebut kejuaraan 1 di tingkat kecamatan. Dari situlah, saya mulai menekuni hobi saya. Dan mennginjak SMP, saya berkecimpung di dunia organisasi pramuka. Tentu banyak hal yang dilakukan selama mengikuti organisasi pramuka. Hobi saya, saya kembangkan. Pada saat SMP, saya mengikuti ektrakulikuler music sebagai bassis. Ini merupakan salah satu hobi saya yang lain.

Setelah menginjak SMA, saya sering ditunjuk mewakili SMA untuk mengikuti lomba baca puisi, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi. Piala pertama kali saya dapat juara 1 lomba baca puisi tingkat kabupaten. Berikut kejuaraan yang saya dapatkan dari hobi saya :

1.      Lomba Puisi Juara 1 tingkat kabupaten

2.      Baca puisi Juara Harapan 3 tingkat Provinsi

3.      Baca Puisi Juara 1 tingkat kabupaten

4.      Perwakilan Duta Seni dan Sastra Provinsi di NTT

5.      Juara 1 lomba cerpen tingkat kabupaten

6.      Juara 2 cipta dan baca puisi tingkat kabupaten

7.      Juara 3 lomba musikalisasi puisi tingkat kabupaten

8.      Juara 1 lomba baca puisi tingkat kabupaten

9.      perwakilan lomba musikalisasi puisi tingkat Jawa Tengah

dan lain-lain.

Hal ini menunjang semangat serta kegigihan untuk terus berkarya dan menikmati proses. Tetap optimis dan semangat!

Tak lupa, travelling juga perlu untuk merefresh kembali pikiran yang jenuh. Salah satu point penting untuk meningkatkan kenyamanan hati dan tubuh kita.

Dan pantai di Pacitan merupakan perjalanan ter indah setelah NTT yang pernah saya lakukan. Happy Travelling.




Dan Indonesia luas. sebelum pandemi terjadi, naik gunung salah satu hobi saya sampai sekarang. cepat pulih Indonesia.

Profil Blogger


Assalamu’alaikum Warohmatullahi  Wabarokatuh

Salam kenal bagi kita semua

Terima kasih karena sudah menyempatkan membuka blog saya serta sekedar membaca postingan saya.

Tak kenal maka tak sayang


Nama saya Ragil Nindita Priyatnomo, saya lahir di Purworejo dan sekarang tinggal di kecamatan Pituruh, salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Purworejo. Saya memulai pendidikan di TK Pertiwi (tahun 2004-2006). lalu melanjutkan di SD N Prigelan (tahun 2006-2012). Setelah lulus SD saya mendaftar di SMP N 20 Purworejo (tahun 2012-2014). Saya melanjutkan ke jenjang selanjutnya di SMA N 6 Purworejo (tahun 2014-2017). Dan sampai saat ini saya masih kuliah di Poltekkes Semarang Prodi D-IV Terapis Gigi dan Mulut. Banyak sekali pengalaman yang saya terima saat menjalani kehidupan. Ada pasang surut waktu dan pengalaman yang telah saya lalui dan menjadi pembelajaran ke depannya.

Banyak hal di mana ketika permasalahan datang, kita bisa memetik hikmah dan terus optimis dalam menggapai cita-cita yang diinginkan. Mungkin banyak terbesit keraguan serta kekecewaan, namun kita harus percaya, semua akan indah pada waktunya. Tetap optimis dan semangat.




 

LAPORAN  KEGIATAN P2KGM

MATA KULIAH UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT II

DI WILAYAH DESA PRIGELAN KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO

TANGGAL PELAKSANAAN 29 S/D 6 NOVEMBER 2020

 

 



 

PELAKSANA :

RAGIL NINDITA PRIYATNOMO

P1337425217008

D-IV TERAPIS GIGI DAN MULUT

JURUSAN KESEHATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

Purworejo,  3 November  2020


HALAMAN PENGESAHAN

 

Laporan kegiatan UKBM II  kesehatan gigi ini merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat diwilayah Prigelan yang telah dilaksanakan pada tanggal 29  september s/d 6 November 2020.

Laporan ini disetujui pada tanggal :

Pelaksana kegiatan :

Nama : Ragil Nindita Priyatnomo

NIM : P1337425217008

 

Purworejo, 3 November 2020

 

MENGETAHUI

Ketua Program Studi                                      Dosen Pembimbing

D-IV Terapis Gigi

 

Salikun, S.Pd, M.Kes                          Sulur Joyo Sukendro,S.SiT.,M.Kes

NIP. 19620406 198803 1 002                      NIP. 19730403 199502 1 001


BAB I

PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan (UU Kesehatan no.36/2009).

Asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terencana ditunjukkan kepada kelompok tertentu yang dapat diikuti dalam kurun waktu tertentu diselenggarakan secara berkesinambungan untuk mencapai kesehatan gigi dan mulut yang optimal (Kepmenkes No. 248 /2006).

Tujuan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut secara umum adalah meningkatkan mutu,cakupan,efisiensi,pelayanan kesehatan gigi dan mulut dalam rangka tercapainya kemampuan pelihara diri dibidang kesehatan gigi dan mulut dalam rangka tercapainya status kesehatan gigi dan mulut yang optimal (Depkes,2000).

Keberhasilan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara nasional dapat dilihat dengan pencapaian indikator derajat kesehatan gigi danmulut. Indikator derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal tahun 2010 adalah OHI-S ≤ 1,2, DMF-T ≤ 2, def -t ≤ 2, PTI ≥ 20% dan CPITN ≥ 3sextan sehat (Depkes RI,2000).

Kesehatan gigi dan mulut merupakan integral dari kesehatan tubuh secara keseluruhan. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2018 menunjukkan sebesar 57,6% penduduk Indonesia mempunyai masalah gigi dan mulut. Diantara mereka, terdapat 10,2% yang menerima perawatan dan pengobatan dari tenaga  medis gigi (perawat gigi, dokter gigi, dokter gigi spesialis) sementara 89,87% lainnya tidak dilakukan perawatan. Salah satu tindakan perawatan yang sering dilakukan tenaga kesehatan adalah pencabutan gigi. (Cambu, Gunawan and Wicaksono, 2016)

Penyakit gigi dan mulut yang banyak ditemukan dalam masyarakat saat ini adalah karies dan penyakit periodontal.6 Selain itu, penanganan pasien pasca bedah mulut juga menjadi masalah yang umum dihadapi oleh dokter gigi.7 Adanya kebutuhan untuk mengurangi risiko terjadinya penyakit dan keberhasilan perawatan memerlukan pemahaman tentang pentingnya manajemen nutrisi sebagai bagian integral dari praktek dokter gigi. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah membahas manajemen nasehat nutrisi sebagai upaya pencegahan beberapa penyakit gigi dan mulut serta langkah-langkah yang dilakukan untuk mendukung keberhasilan perawatan pada pasien.

Kebersihan rongga mulut seseorang dapat diukur dari indikator yang disebut indeks. Ada beberapa indeks yang dapat digunakan untuk menentukan status oral hygiene seseorang salah satunya adalah indeks oral hygiene index simplified (OHI-S) diperoleh dengan cara mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi yang terdiri dari dua komponen yakni indeks debris dan indeks kalkulus.

Berdasarkan teori Blum, status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku, dan pelayanan kesehatan. Dari keempat faktor tersebut, perilaku memegang peranan yang penting dalam mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut. Di samping mempengaruhi status kesehatan gigi dan mulut secara langsung, perilaku dapat juga mempengaruhi faktor lingkungan dan pelayanan kesehatan. (Anitasari and Rahayu, 2005)

 

B.      TUJUAN

a.      Tujuan Umum

Untuk mengetahui kesadaran akan pentingnya menjaga  kesehatan gigi dan mulut.

b.      Tujuan Khusus

1.      Meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut di masyarakat

2.      Memberikan edukasi terkait penyakit gigi dan mulut di masyarakat

3.      Melakukan tindakan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut

 

C.    NAMA DAN SASARAN KEGIATAN

a)      Nama Kegiatan           : P2KGM(Pendidikan Penyuluhan Konsultasi Gigi dan Mulut)

b)     Sasaran Kegiatan        : Kelompok Dasawisma Desa Prigelan

D.    WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

Kegiatan P2KGM akan diselenggarakan pada tanggal 29 September  s.d 27 Oktober 2020 bertempat di Rumah Warga.

 

E.     PENGORGANISASIAN

Struktur organisasi Panitia penyelenggara yaitu sebagai berikut :

Pelindung :

1.      Ketua Prodi DIV Terapi Gigi

2.      Ketua RT

3.      Ketua Kader Kesehatan

Penanggungjawab :

1.      Nama Pembimbing

Nama         : Sulur Joyo Sukendro,S.SiT.,M.Kes

NIP           : 19730403 199502 1 001

2.      Nama Mahasiswa

 

Nama         : Ragil Nindita Priyatnomo

 

NIM          : P1337425217008


BAB II

KEGIATAN

A.    KEGIATAN

No

Nama Kegiatan

Materi Kegiatan

1.

Advokasi

Pendekatan sebelum melakukan survey/ pengambilan data pada masyarakat, menggunakan kuisioner.

2.

Survey/Pengambilan Data

Pengambilan data di masyarakat

3.

Pengolahan Data

Pengolahan data diolah pada m. excel dan membuat grafik

4.

Advokasi MMD

Pendekatan dan pelaporan hasil yang telah dilakukan pada warga prigelan. Serta penyampaian kegiatan selanjutnya

5.

MMD

Penyampaian materi pada masyarakat terkait kesehatan gigi dan mulut

6.

Pelatihan Kader

Malatih kader kesehatan gigi, untuk menjaga kesehtan gigi dan mulut

7.

Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan 

8.

Pemberdayaan Masyarakat

Kegiatan lanjutan dari sebelumnya

9.

Monitoring Evaluasi

mengawasi  dan mengevaluasi kegiatan

10.

Penyusunan Laporan

Menyusun laporan kegiatan yang telah dilakukan

 

B.     METODE

Metode yang digunakan adalah

a.       Ceramah                           

b.      Diskusi

c.       Tanya Jawab

 

C.    PROSEDUR KEGIATAN

Prosedur kegiatan

1.      Cara pendekatan

Melalui upaya   atau proses menumbuhkan kesadaran kemauan serta kemampuan 10 responden untuk mengenal mengatasi memelihara melindungi serta meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

2.      Bentuk kegiatan pendekatan

Meningkatkan kemandirian pada warga prigelan dan peduli terhadap masalah kesehatan yang muncul khususnya pada diri sendiri di desa prigelan

3.      Kegiatan tindak lanjut yang diharapkan setelah pendekatan kan

Kegiatan dilakukan  di Desa prigelan diharapkan mampu mengatasi sendiri masalah kesehatan secara mandiri, juga mencakup kemampuan untuk memelihara kesehatan gigi dan mulut 

D.    ANGGARAN

NO

KETERANGAN

JUMLAH

1.

Dana Pribadi

Rp. 60.000,-

 

No

Perlengkapan

Jumlah

Harga

Total

1.

 

Penggandaan/foto copy materi + ATK

Bendel

10 lembar

 

1

Rp. 200

 

Rp. 6.000

Rp. 2.000

 

Rp. 6.000

2.

Poster

5

 

Rp. 5.000

Rp. 25.000

3.

Transportasi

1

Rp. 20.000

Rp. 20.000

Total

 

Rp. 53.000

 

E. HAMBATAN

1.      Hambatan Teknis

a.       Waktu longgar respondenmalam hari

b.      Hasil penjaringan berbeda, cara mengatasinya yaitu menyamakan persepsi sebelum melakukan pemeriksaan dan dilakukan pemeriksaan ulang.

c.       Keterbatasan waktu responden

d.      Keterbatasan alat dan bahan

2.      Hambatan Program

a.       Keterbatasan waktu.

 


F.     MATRIK KEGIATAN UKBM

No

Nama Kegiatan

Tempat

Waktu

Penanggung Jawab

1.

Advokasi

Rumah RT

29 September 2020

Ragil Ninidta P

2.

Survey/Pengambilan Data

Rumah warga

30 September-14 Oktober

3.

Pengolahan Data

Rumah

15 Oktober

4.

Advokasi MMD

Rumah RT

20 Oktober

5.

MMD

Rumah RT

21 Oktober

6.

Pelatihan Kader

Rumah Warga

22 Oktober

7.

Pemberdayaan Masyarakat

Rumah Warga

27 Oktober

8.

Pemberdayaan Masyarakat

Rumah Warga

 28 Oktober

9.

Monitoring Evaluasi

Pemantauan tiap rumah

29 Oktober

 


BAB III

PENUTUP

 

A.    KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kegiatan P2KGM berjalan dengan lancar, meski ada beberapa hambatan. Selama kegiatan berlangsung masyarakat dapat menerima dan mau berpartisipasi.

Warga telah kesadaran akan pentingnya menjaga  kesehatan gigi dan mulut. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan. Dengan adanya penyuluhan, derajat kesehatan gigi dan mulut di masyarakat mampu lebih baik dari sebelumnya. Karena pada saat monitoring, mampu menjawab pertanyaan yang diajukan dan memantau tindakan gosok giginya.

 Setelah edukasi terkait penyakit gigi dan mulut, masyarakat mampu berbagi ilmu dengan masyarakat lainnya. Upaya tindakan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut masih diupayakan warga, karea setiap warga memiliki peran yang berbeda.

B. SARAN

Semoga dengan adanya pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan, mampu meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada warga Prigelan. Dan semoga bermanfaat untuk ke depannya.

 

UKBM KESEHATAN GIGI Template by Ipietoon Cute Blog Design