PROPOSAL UKBM DI MASYARAKAT DALAM PEMBENTUKAN KADER POSYANDU
KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Tugas UKBM
Disusun Oleh :
Ragil Nindita Priyatnomo
P1337425217008
D-IV Terapis Gigi dan Mulut
Keperawatan Gigi
POLITEKNI KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SEMARANG
2020
BAB I
Pendahuluan
a.
Latar Belakang
Kesehatan
adalah suatu masalah yang kompleks yang merupakan kompilasi dari berbagai
masalah. Menurut Hendrik L.Blum, pengaruh terbesar adalah lingkungan dan
sekarang mulai bergeser menjadi perilaku. Pelayanan kesehatan merupakan faktor
ketiga yang memengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Peran penting pelayanan
kesehatan dalam menentukan status kesehatan masyarakat harus diimbangi dengan
ketersediaan fasilitas tersebut yang harus diupayakan oleh pemerintah dan
masyarakat. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, keterjangkauan dan
pemberi pelayanan.1 Selain lokasi dan tenaga kesehatan, ketersediaan fasilitas
pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh informasi dan motivasi masyarakat
untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan
kesehatan itu sendiri. Di masyarakat terdapat beberapa pelayanan kesehatan baik
primer, sekunder maupun tersier. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) merupakan bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang dikelola oleh
masyarakat.Beberapa bentuk UKBM yang dikenal adalah Posyandu (Pos Pelayanan
Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa) dan Desa Siaga. Keberhasilan
pelaksanaan UKBM ini tidak terlepas dari peran masyarakat sebagai pelaksana dan
penerima pelayanan kesehatan, sehingga perlu dilakukan kajian mengenai
penggunaan UKBM oleh masyarakat.
Untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal khususnya kesehatan gigi dan mulut, maka upaya
pelayanan kesehatan yang terencana, berkesinambungan dan ditujukan pada
kelompok tertentu. Adapun yang dimaksud dengan kelompok tertentu dalam
pengertian pelayanan asuhan ini adalah kelompok yang rentan terhadap penyakit
gigi dan mulut adalah ibu hamil, anak usia prasekolah dan anak sekolah dasar (Depkes RI 2000).
UKBM adalah kepanjangan
dari Upaya Kegiatan Bersumber Daya Masyarakat. Menurut Ketentuan Permenkes No 8
Pasal 1 Tahun 2019, Upaya Kesehatan
Bersumber Daya Masyarakat, yang selanjutnya disingkat UKBM adalah wahana
pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang dibentuk atas dasar kebutuhan
masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk, dan bersama masyarakat, dengan
pembinaan sektor kesehatan, lintas sektor dan pemangku kepentingan terkait
lainnya. Maka dari itu, penting bagi tenaga kesehatan untuk memperhatikan
kesehatan gigi dan mulut di masyarakat.
Keberhasilan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut secara nasional dapat dilihat dengan pencapaian
indikator derajat kesehatan gigi danmulut. Indikator derajat
kesehatan gigi dan mulut yang optimal tahun 2010 adalah OHI-S ≤ 1,2, DMF-T
≤ 2, def -t ≤ 2, PTI ≥ 20% dan CPITN ≥ 3sextan
sehat (Depkes RI,2000)
b.
Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian latar
belakang di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan masalah yaitu, Apakah akan meningkat kesehatan gigi dan mulut
dengan adanya pembentukan kader?
Dari
hasil pemeriksaan diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Tingginya
angka rata-rata def-t
pada balita di posyandu Tembalang yaitu sebesar 2,3 dengan kriteria sedang dibanding target
nasional yaitu ≤ 2.
2.
Angka
OHI-S pada balita dan ibu
posyandu Tembalang yaitu 2,5 dengan kriteria sedang.
3.
Angka
rata-rata DMFT pada ibu anggota posyandu Tembalang diperoleh sebesar 2,2. Dimana seluruh kasus gigi berlubang yang mengenai gigi permanen
dan belum mendapatkan perawatan.
4.
Angka CPITN pada ibu anggota posyandu
Tembalang diperoleh hasil 3 sextan sehat.
5.
Angka rata-rata PTI 25%, dan perlu
ditingkatkan.
c. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Untuk mengetahui
kesadaran akan pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut.
2. Tujuan
Khusus
Membentuk kader
kesehatan gigi dan mulut di posyandu, agar meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut.
d. Sasaran
Sasaran
untuk ibu PKK di desa Tembalang kecamatan Banyumanik.
e. Analisa
Situasi
a. Data
Demografi
Posyandu
Tembalang terletak di RT 03, RW 04., Banyumanik
Semarang. Jumlah ibu di posyandu 20 orang dan balita sebanyak 25. Lingkungan
cukup bersih, sejuk dan air mengalir lancar, ada lampu penerangan, serta jalan
yang sudah di paving.
b. Data
Pengkajian
Dari data di atas,
dapat dipertimbangkan bahwa perlu adanya kader untuk meningkatkan kesehatan
gigi dan mulut bagi ibu dan anak.
f. Indentifikasi
Masalah
Dari
data hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. OHI-S
2,5 kriteria sedang dimana keadaan ini belum memenuhi target nasional dan perlu ditingkatkan lagi
agar nilai OHI-S minimal dapat sesuai dengan target nasional.
2. DMF-T
= 2.2 menurut target nasional angka DMF-T ≤ 2 berarti keadaan ini
belum memenuh itarget nasional
dan perlu ditingkatkan agar menjadi DMF-T ≤ 2 , sehingga angka PTI dapat meningkat.
3. def-t = 2,3 sedangkan menurut target nasional adalah def-t ≤ 2 berarti keadaan ini perlu ditingkatkan kembali.
4. CPITN
= 3 sextan sehat, namun perlu ditingkatkan. Menurut target nasional CPITN ≥ 3
sextan sehat.
5. PTI
= 25%, meurut standar nasional PTI ≥ 20%, harus ditingkatkan lagi.
g.
Prioritas Masalah
Berdasarkan data penjaringan, maka
didapat prioritas masalah sebagai berikut :
Tabel penentuan prioritas masalah
(Metode USG)
No. |
Masalah |
U |
S |
G |
TOTAL |
PRIORITAS |
|
1 |
DMF-T |
3 |
2 |
4 |
10 |
III |
|
2 |
def-t |
3 |
3 |
5 |
11 |
II |
|
3 |
OHI-S |
5 |
4 |
3 |
12 |
I |
|
4 |
CPITN |
2 |
3 |
4 |
9 |
IV |
|
5 |
PTI |
3 |
3 |
3 |
9 |
V |
Keterangan :
Skor U = 0 - 5
(tidak penting – sangat penting)
Skor S = 0 - 5
(tidak serius - sangat serius)
Skor G = 0 - 5 (tidak berdampak – sangat berdampak)
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Alternatif Pemecahan Masalah
Berdasarkan
rumusan masalah dapat disusun alternatif penyebab masalah seperti pada tabel
2.1.
Tabel 2.1
Tabel Alternatif
Penyebab Masalah pada Sasaran Endra Halim (24 Tahun) Tahun 2012
RUMUSAN MASALAH |
PENYEBAB MASALAH |
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH |
URUTAN PEMECAHAN MASALAH |
1.
Angka
OHI-S pada balita
dan ibu posyandu 2,5 dengan kriteria sedang. |
A.Input Kurangnya pengetahuan
pasien tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. · Kurangnya
pengetahuan pasien tentang karang gigi dan akibatnya. · Cara
menyikat gigi pasien yang kurang baik |
*meningkatkan
pengetahuan pasien tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut melalui
penyuluhan *meningkatkan
pengetahuan pasien tentang karang gigi dan akibatnya melalui penyuluhan *mendemonstrasikan
cara menyikat gigi yang baik dan benar |
a. Melakukan
penyuluhan tentang cara menyikat gigi yang benar b. Mendemonstrasikan
cara menyikat gigi yang baik dan benar c. Melakukan
penyuluhan tentang makanan yang merusak dan yang baik untuk kesehatan gigi
dan mulut d. Melakukan
penambalan gigi yang berlubang e. Melakukan pengolesan fluor f. Melakukan pengisian pit dan fissure g. Melakukan
penyuluhan tentang karang gigi h. Melakukan
pembersihan karang gigi. i.
Melakukan pencabutan gigi j.
Dilakukan pemeriksaan gigi secara
periodik |
B.Proses · Pasien
jarang mendapatkan penyuluhan tentang
cara pemeliharaan kesgilut dari tenaga kesehatan gigi · Pasien
tidak pernah melakukan pembersihan karang gigi |
*meningkatkan
pengetahuan pasien tentang cara pemeliharaan kesgilut melalui penyuluhan *membersihkan
karang gigi secara berkala |
||
2. Tingginya
angka rata-rata def-t
pada balita sebesar 2,3 dengan kriteria tinggi dibanding target nasional yaitu ≤ 2. |
A. Input · Kurangnya
pengetahuan pasien tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut § Kurangnya
pengetahuan pasien bahwa lubang gigi harus ditambal |
*meningkatkan
pengetahuan pasien tentang
cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut melalui penyuluhan. *meningkatkan
pengetahuan pasien bahwa lubang gigi harus ditambal serta dampak bila tidak
ditambal melalui penyuluhan. |
|
B.Proses · Pasien
tidak pernah melakukan penambalan gigi terhadap gigi yang berlubang |
*melakukan
penambalan pada gigi yang berlubang . |
||
3. Angka rata-rata DMFT pada ibu posyandu diperoleh sebesar yaitu 2,2 kriteria rendah. |
A.Input · Kurangnya
pengetahuan pasien tentang cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut · Kurangnya
perhatian pasien terhadap lubang pada giginya |
*meningkatkan
pengetahuan pasien bahwa lubang gigi harus ditambal |
|
B.Proses · Pasien
tidak pernah melakukan penambalan gigi terhadap gigi yang berlubang · Pasien
tidak pernah melakukan kunjungan berkala ke pusat pelayanan kesehatan gigi dan mulut untuk
memeriksakan keadaan giginya. |
*melakukan
penambalan pada gigi yang berlubang *mengimbau untuk memlakukan pemeriksaan berkala secara
rutin ke pusat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. |
B.
Plan Of Action
(POA)
Berdasarkan
alternatif penyebab masalah dapat disusun rencana pelaksanaan kegiatan
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada sasaran siswa-siswi kelas 1-5 SDN Sambiroto 3
tahun 2019 pada tabel 2.2.
Tabel 2.2
Rencana Pelaksanaan Kegiatan UKBM
Posyandu Tembalang
di Rumah Warga
No. |
Tahap/Kegiatan |
Tujuan |
Uraian Kegiatan |
Waktu |
Sasaran |
Indikator |
1. |
Tahap Persiapan Promotif |
|||||
|
Persiapan perijinan dan pendekatan : a.
Perijinan kepala desa |
Agar mendapat kerjasama dengan kepala desa |
Meminta izin pada pihak kepala desa |
|
Kepala desa dan perangkat |
Mendapat izin dari Kepala desa |
|
b.
Persiapan operator |
Agar kegiatan berjalan lancar |
Berpakaian rapi dan lengkap, mencuci tangan sebelum dan
sesudah perawatan, memakai handchoen dan masker |
Setiap kali tindakan |
Operator |
Operator berpakaian bersih |
|
c.
Persiapan kader |
Agar kader mengetahui maksud dan tujuan perawatan untuk
mendapatkan data pasien |
Menjelaskan tahap demi tahap kegiatan perawatan yang
dilakukan,menanyakan data pasien, pemeriksaan objecktif dan subjectif |
Setiap kali kunjungan |
Kader
posyandu, ibu dan balita posyandu. |
Didapatkan data pasien, pasien merasa nyaman dan
mengetahui tindakan yang akan dilakukan |
|
d.
Persiapan alat dan bahan |
Untuk mempelancar kegiatan yang dilakukan,memakai alat
dan bahan sesuai kebutuhan |
Mempersiapkan alat dan bahan sesuai kebutuhan |
Setiap kali tindakan |
Alat dan bahan |
Didapatkan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan |
e.
Persiapan ruangan |
Untuk kelancaran kegiatan |
Menyiapkan dan membersihkan ruangan |
Setiap kali tindakan |
Operator |
Ruangan klinik siap digunakan |
|
2 |
Tahap Pelaksanaan Promotif |
|||||
|
Promotif a.
Penyuluhan tentang gigi berlubang |
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang gigi berlubang |
Menyiapkan alat peraga, penyuluhan tentang gigi
berlubang |
|
Kader,
ibu dan balita |
Sasaran menyebutkan kembali tentang pengertian,
penyebab, pencegahan gigi berlubang |
|
b.
Penyuluhan cara menyikat gigi yang baik danbenar |
Meningkatkan pengetahuan pasien tentang cara menyikat gigi yang baik dan benar |
a.
Menyiapkan alat peraga, Penyuluhan cara menyikat gigi
yang baik dan benar |
|
Kader,
ibu dan balita. |
Sasaran dapat memperagakan cara menyikat gigi dengan
baik dan benar, sasaran dapat menyebutkan waktu dan frekwensi dalam menyikat
gigi. |
C. Rencana
Kebutuhan Alat dan Bahan
NO. |
KEGIATAN |
ALAT DAN BAHAN |
JUMALAH BAHAN |
1. |
PROMOTIF ü
Penyuluhan -
Kesehatan gigi -
Kerusakan gigi -
Teknik menggosok gigi yang baik
dan benar. |
-
Phantom -
Flipchart -
Scrab Book |
3 |
k. Perencanaan
Anggaran Pengeluaran
1. Kesekretariatan
No |
Nama Kegiatan |
Nama Bahan |
Kebutuhan / unit |
Kebutuhan Total |
Harga Per/ unit |
Total |
1. |
Penyusunan Perencanaan dan
Laporan |
Proposal |
1
bendel |
4x1 bendel |
20.000 |
Rp 80.000 |
Surat ijin orang tua |
1
lembar |
30
lembar |
250 |
Rp 7.500 |
||
Penyusunan laporan |
1
bendel |
4x1
bendel |
20.000 |
Rp 80.000 |
||
Total |
Rp 167.500 |
2. Kebutuhan
Alat dan Bahan
No. |
Nama
kegiatan |
Nama
bahan |
Kebutuhan
/ Unit |
Kebutuhan
Total |
Harga
Beli |
Harga
/ Unit |
Harga
Total |
A. |
Penjaringan (60 orang ) |
Kartu status |
1 Lembar |
1 x 185 = 185 Lembar |
Rp. 250/ lembar |
Rp. 250 |
Rp 46.250 |
Kapas |
1 gram |
1 x 185 = 185 gram |
Rp. 80.000/ kg |
Rp. 80 |
Rp 14.800 |
||
Alkohol 70% |
1 ml |
1 x 185 = 185 ml |
Rp 50.000/ liter |
Rp. 50 |
Rp 9.250 |
||
Handschoon |
3 pasang / kelas |
3 x 5 kelas = 15
pasang |
Rp. 50.000 / kotak |
Rp.1000 |
Rp 15.000 |
||
Masker |
3 buah / kelas |
3 x 5 kelas = 15 buah |
Rp. 25.000 / kotak |
Rp. 500 |
Rp 7.500 |
||
Jumlah |
Rp 92.985 |
||||||
B. |
Promotif |
||||||
Penyuluhan 5 kali |
Print Satuan Acara
Penyuluhan (SAP) |
8 lembar |
8 x 5 = 40 lembar |
Rp. 500/ lembar |
Rp
500 |
Rp 20.000 |
Jumlah |
Rp
20.000 |
|
TOTAL
RENCANA ANGGARAN |
Rp
286,485 |
Apabila biaya
dibagi subsidi silang semua siswa, maka per orang dikenakan biaya sebesar
sesagai berikut;
= Biaya setiap orang
= Rp 4,774
D. Perencanaan Monitoring yang Akan Dijalankan
Pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan
gigi dan mulut pada SDN Sambiroto
3 perlu dilakukan pemantauan (monitoring)
untuk menemukan permasalahan yang menghambat program kegiatan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut, yang mencakup:
1. Ketersediaan
SDM yang menjalankan pelayanan
2. Sarana
prasarana pendukung
3. Bahan-bahan
yang diperlukan
4. Alokasi
waktu
E. Perencanaan
Evaluasi yang Akan Dijalankan
1. Evaluasi jangka pendek dan jangka panjang
a. Jangka
Pendek
Dilakukan
setelah dilakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut dengan rincian
sebagai berikut :
1) Promotif
Untuk melihat keberhasilan penyuluhan dengan
mengajukan tanya jawab dalam setiap penyuluhan. Dengan indikator siswa dapat menjawab pertanyaan secara
lisan.
2) Preventif
a) Untuk
melihat keberhasilam program cara menggosok gigi yang baik dan benar dilakukan
dengan pemeriksaan Debris Indeks.
Program dikatakan berhasil jika skor DI < 0,6.
b) Pengolesan
flour pada gigi yang sehat untuk mencegah terjadinya lubang gigi. Program ini dikatakan berhasil bila 50% dari orang yang mempunyai kasus dapat ditangani.
3) Kuratif
a) Untuk
melihat keberhasilan program penumpatan
gigi dapat dilihat apabila skor
target PTI > 20 %
b) Untuk
melihat keberhasilan pencabutan gigi susu telah dicabut dengan baik, dengan
melihat luka bekas pencabutan dan menayakan keluhan dari pasien apabila ada. Pengukuran keberhasilan pada program ini yaitu dengan
melihat hasil dari perawatan menunjukan skor DMF-T dan def-t < 2.
b. Jangka
Panjang
Melakukan pemeriksaan gigi minimal 6 bulan untuk
mengetahui keberhasilan program kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan
mulut. dengan indikator target sesuai
dengan pemeriksaan jangka pendek.
F. Prediksi
Kemungkinan Hambatan yang Terjadi
1. Hambatan
Teknis
a. Pasien
kurang kooperatif, solusinya dari pihak sekolah memberikan bantuan pada saat
berjalannya program.
b. Hasil pemeriksaan/penjaringan berbeda, cara mengatasinya
yaitu menyamakan persepsi sebelum melakukan pemeriksaan dan dilakukan
pemeriksaan ulang.
c. Keterbatasan jadwal di klinik
2. Hambatan
Program
a. Pihak
orang tua tidak memberikan izin, cara mengatasinya dengan melakukan pendekatan
dengan bantuan dari pihak sekolah.
b. Keterbatasan waktu.
BAB
III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan
kegiatan Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 22 Febuari 2020 dengan sasaranpelatihan kader
memeriksa ibu dan balita adalah sebagai berikut:
1.
Status kesehatan gigi dan mulut siswa SDN Isdiman didapatkan nilai
DMF-T = 2,2, OHI-S = 2,5 , PTI = 25%, CPITN = 3 sektan sehat dan def-t = 2,3. sedangkan indikator derajat kesehatan gigi
dan mulut yang optimal tahun 2010 adalah OHI-S
≤ 1,2, DMF-T ≤ 2, def-t ≤ 2,
PTI ≥ 20% dan CPITN ≥ 3 sextan sehat. Sehingga perlu dilakukan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut perlu diberikan kepada anak sekolah dasar karena pada masa itu adalah
masa pergantian gigi tetap sehingga perlu dijaga agar tetap sehat.
2.
Kegiatan
Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut meliputi kegiatan promotif, preventif, dan kuratif.
a.
Promotif yaitu
:
Penyuluhan dengan materi sebagai berikut:
a)
Penyuluhan tentang cara menyikat gigi
yang baik dan benar.
b)
Penyuluhan tentang gigi berlubang
c)
Penyuluhan tentang plak gigi
d)
Penyuluhan tentang karang gigi
3. Pemeriksaan Kesehata Gigi dan Mulut Masyarakat dilaksanakan
di rumah warga.
B. SARAN
1. Pihak
kader
a. Mendukung
adanya kegiatan sikat gigi massal rutin setiap 2 minggu sekali yang dibimbing
oleh kader kesehatan.
b. Melakukan kerjasama dengan pihak Puskesmas sebagai tempat
rujukan pada kasus gigi berlubang yang tidak dapat dilakukan perawatan dan
terjadinya kecelakaan yang tidak diduga sebelumnya dalam kegiatan pelayanan
asuhan kesehatan gigi dan mulut
c. Mengatur
jadwal untuk dilaksanakan sikat gigi massal dengan sebaik mungkin, agar proses
belajar mengajar tidak terganggu.
2.
Bagi Orang Tua
a. Meningkatkan peran aktif para orang tua siswa dalam
membina siswa agar dapat memelihara kesehatan gigi dan mulutnya sendiri, dengan
cara menyikat gigi secara teratur, mengatur pola makan dan selalu memeriksakan
gigi setiap 6 bulan sekali ke puskesmas, klinik gigi, dokter gigi atau rumah
sakit
0 komentar:
Posting Komentar